Site Network: Link | Link | Link | Blogger Skin 2.0

 

"Laysal fataa man yaqul : Hadzaa Abii. walakinnal fataa man yaqul: Ha ana Dza!"



Yang sedang berbahagia

Assalamu'alaikum,


Rasanya sudah lama juga ya saya ngga nulis-nulis lagi di blog. Memang ada beberapa kegiatan yang mungkin harus diprioritaskan setelah beristri :). Tapi saya mengerti bahwa itu bukan alasan untuk ngga nulis. Ada beberapa kabar menggembirakan dari istri saya Nina.

Seperti yang yang temen-temen liat gambar disamping ini, insya Allah ini adalah calon mujahid/mujahidah nya Indra dan Nina :D. Umurnya baru dua bulan tapi udah banyak tingkah, salah satunya suka bikin Nina mual-mual alias morning sick hehehe. Tapi ngga papa, itu artinya kata dokter normla-normal aja. Sebenernya kehamilan Nina ini sudah saya duga semenjak sebulan yang lalu. Soalnya saat itu Nina sudah mulai mengeluh mual tapi ngga sesering sekarang.

Alhamdulillah setelah saya check pakai testpack hasilnya bergaris dua alias positif hamil. Saat itu adalah setelah kita sholat subuh, lalu Nina memberikan kabar gembira bahwa dirinya positif hamil. Perasaan saya saat itu campur aduk antara kaget, gembira dan khawatir. Saat itu perasaan yang paling dominan adalah perasaan khawatir, khawatir dari segi finansial dan juga kekhawatiran apakah saya bisa menjadi ayah yang baik dan contoh yang baik bagi anak saya nanti. Dulu diawal pernikahan kami memang sempat membuat semacam perjanjian untuk menunda kehamilan atau ber-KB sampai kami mempunyai rizki yang cukup. Tapi kami teringat bahwa hal itu tidak dibenarkan oleh Allah. Inilah yang Allah katakan dalam al Qur'an :

"Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar" [QS al-Israa:31]

Lalu Allah juga berfirman, "Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)" [QS Hud: 6]

Kalau binatang saja yang derajatnya lebih rendah dibanding manusia saja oleh Allah diberikan rizki, apalagi kita manusia yang diciptakan sebagai khalifah dimuka bumi ini. Setelah kami mentafakuri dua ayat tersebut maka tidak ada alasan untuk sengaja menunda kehamilan tanpa uzur tertentu dan bukan Allah namanya kalau Dia menciptakan hamba-Nya tanpa memberi jalan keluar bagi setiap permasalahan yang dialami hamba-hamba-Nya. Alhamdulillah penjualan kebab saya sedikit demi sedikit meningkat, apalagi setelah saya coba buka di kantin sebuah sma dekat rumah. Peningkatan ini cukup signifikan yaitu hampir tiga kali lipat dari penjualan di tempat awal saya buka warung kebab. Subhanallah, Allah memang Maha pemberi rizki. Akhirnya kekhawatiran itu pun perlahan memudar dan yang kami lakukan sekarang adalah mempersiapkan mental dan tingkah laku kami agar bisa menjadi teladan bagi anak kami nanti.

Kita pun sekarang punya kebiasaan baru, yaitu memperdengarkan murattal ayat-ayat al Quran yang ada di handphone di perut Nina. Memang saya belum menemukan penelitian ilmiah tentang ini. Tapi kalau peneliti-peneliti di barat sana bilang bahwa lagu-lagu klasik semacam Mozart bisa membuat anak cerdas, lalu kenapa hal itu tidak digantikan dengan yang lebih sarat nuansa Islamnya ? Justru sebagai muslim, menurut saya program pendidikan agar sang anak menjadi anak yang shalih itu bukan dimulai ketika anak sudah bisa berjalan atau bicara tetapi dimulai semenjak Allah meniupkan ruh kepada janin di hari ke 120. Inilah yang membuat saya dan Nina tertarik untuk membuat program kecil-kecilan kepada sang janin. Duh aku makin cinta kamu istriku ! :)

Kalau saya sih memang ada cita-cita untuk supaya si anak nanti bisa menjadi seorang hufaz atau penghafal al Qur'an dan dan menjadi seorang ulama. Tapi Nina punya keinginan lain yaitu supaya si anak bisa menjadi orang sukses dan kuliah di perguruan tinggi negri yang bonafid. Kami ambil jalan tengah yaitu nanti rencananya sang anak S1 nya di perguruan tinggi umum lalu S2nya melanjutkan ke jurusan agama, dan program inilah yang sudah dijalankan di IIUM - ISTAC (International Islamic University of Malaysia - International Institute of Islamic Thought and Civilization). Sebuah program Islamisasi Ilmu Pengetahuan yang digagas oleh Syed M. Naquib Al-Attas. Wah belum apa-apa udah jauh banget nih ya ngayalnya hehehehe :D. Saya dan Nina mohon doanya saja ya semoga semuanya berjalan dengan lancar :).

Akhirnya tiada doa yang sering saya panjatkan dalam sholat melainkan, Rabbi habli minas shalihiin...Ya Rabb-ku anugerahkanlah kepadaku seorang anak yang termasuk orang yang shalih [QS Ash-Shaaffaat: 100]

Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa qurrata a'yuniw waj'alnaa lil muttaqiina imaamaa...Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri kami dan keturunan kami sebagai penyejuk mata dan jadikanlah kami imam bagi orang yang bertakwa.


Wassalamu'alaikum


[get this widget]

posted by Indra @ 1:05 PM, ,




Seminar "Evaluasi 37 tahun Gerakan Pembaruan Islam di Indonesia"

Seminar "Evaluasi 37 tahun Gerakan Pembaruan Islam di Indonesia"


Pada hari Sabtu, 3 Februari 2007, pukul 09.00 - 15.30 WIB , Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah Mohammad Natsir, bertempat di Jalan Kramat Raya 45 Jakarta, akan menggelar satu acara seminar nasional bertema "Evaluasi 37 tahun Gerakan Pembaruan Islam di Indonesia". Tampil sebagai pembicara adalah Dr. Daud Rasyid, Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, Dr. Mukhlis Hanafi, dan Adnin Armas MA. Seminar ini memiliki makna yang penting bagi umat Islam Indonesia, mengingat, setelah 37 tahun berlalu, gerakan pembaruan Islam bukannya telah berhenti, tetapi semakin menjadi-jadi dan melebar ke mana-mana.

Masa 37 tahun Gerakan Pembaruan Islam dimulai ketika Nurcholish Madjid memulai pidatonya pada 3 Januari 1970 di Jakarta dengan judul "Keharusan Pembaruan Pemikiran Islam dan Masalah Integrasi Umat". Dalam disertasinya di Monash University Australia yang diterbitkan oleh Paramadina dengan judul "Gagasan Islam Liberal di Indonesia", Dr. Greg Barton menyebutkan, bahwa melalui makalahnya tersebut, Nurcholish dihadapkan pada satu dilema dalam tubuh umat. Di satu sisi, masyarakat Muslim harus menempuh arah baru, namun di sisi lain, arah baru tersebut berarti mengorbankan keutuhan umat. Baca lebih lanjut disini.

Contact person:

Imam, 0813-17599291, Dwi 021-70206503.

Infaq : Umum Rp 25.000,

mahasiswa Rp 10.000 (untuk makalah, sertifikat, snack 2X).


Biodata Pembicara :

Dr. Muchlis Muhammad Hanafi, MA

TTL : Jakarta, 18 Agustus 1971


Status : Nikah tahun 2000 dengan dua anak Fayyadh dan Wafa Ahdella


Tiba di Mesir : Oktober 1992
Alamat di Indonesia : Jl. Radjiman Widyodiningrat P. Jahe Kel. Jatinegara
Cakung Jakarta Timur
Alamat di Mesir : Swissry Project 87/1 10th Nasr City Cairo 2711533
Kekeluargaan : KPJ
Fakultas : Ushuluddin
Jurusan : Tafsir dan Ilmu-Ilmu Alquran
Universitas : Al-Azhar
Judul Disertasi :
كتاب لوامع البرهان وقواطع البيان فى معاني القرآن للمعيني (المتوفى سنة 537 ه)
من أوله الى آخر سورة القصص (دراسة وتحقيق)
Studi filologi yang mengikuti editing naskah, analisa, komentar dan kritik atas tafsir imam Al-Mai'niy (W537 H)
Tanggal Munaqasyah : 6 Maret 2006

Dengan predikat :
مرتبة الشرف الأولى مع التوصية بطبع الرسالة على نفقة الجامعة وتداولها بين الجامعات
Summa Cumlaude (Penghargaan Tingkat Pertama) disertai rekomendasi agar disertasi tersebut dicetak atas biaya universitas dan didistribusikan ke universitas-universitas lain
Lama Pendidikan : 3 tahun 6 bulan, dari tahun 2002 – 2006

Riwayat Pendidikan :

SD dan MI Jakarta Timur (1997 – 1983)
KMI Gontor Ponorogo (1983 – 1989)
PP. Tahfidz Alquran Sunan Pandanaran (1990 -1992)
S1 Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir dan Ilmu-Ilmu Alquran Tahun 1992-1996
S2 Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir dan Ilmu-Ilmu Alquran Tahun 1996-2000
S3 Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir dan Ilmu-Ilmu Alquran Tahun 2002-2006

Kesan selama menempuh pendidikan di Mesir :
Mesir pernah menjadi salah satu pusat peradaban islam, karena itu disini kita temukan banyak khazanah intelektual islam (turats) saya sangat menikmati dan menghayati hidup di tengah khazanah turats tersebut.

Pesan bagi mahasiswa lain:
Pergunakanlah waktu sebaik mungkin! Waktu / masa dalam alquran diungkapkan dengan kata "al-ashr", yang mengesankan bahwa waktu adalah sesuatu yang harus "diperas" agar menghasilkan sari pati kehidupan yang berharga. "Man lam takun lahu bidayatun muhriqah lam takun lahu nihayatun musyriqah" (Masa depan gemilang hanya dapat diperoleh dengan usaha keras menempa diri di awal perjalanan), demikian pesan seorang tokoh sufi besar Ibnu Athaillah.
_____________________________________

Dr. Daud Rasyid, MA lahir di Tanjung Balai, sebuah kota kecil di pesisir pantai Sumatera Utara pada hari Senin tanggal 3 Desember 1962 Masehi bertepatan dengan tanggal 5 Rajab 1382 Hijriyah. Daud Rasyid adalah putera tunggal alm. Bapak Harun al-Rasyid dan alm. Ibunda Hajjah Nurul Huda, seorang pendidik dan ustazah di kota itu.

Masa kecilnya dihabiskan belajar pagi-sore di sekolah formal. Pagi, belajar di sekolah umum dan sore belajar di Madrasah. Malam hari dan hari libur diisi dengan belajar non-formal kepada para syaikh dan Ustaz di daerahnya. Tahun 1980, setelah tamat SMA dan Aliyah, ia meninggalkan kota kelahirannya, merantau ke Medan untuk mengecap pendidikan tinggi di IAIN Medan dan di USU. Namun itu hanya tiga tahun dilaluinya. Baru saja menyelesaikan B.A dari IAIN, dibukalah kesempatan untuk belajar ke Al-Azhar melalui beasiswa Al-Azhar yang disalurkan melalui IAIN.

Riwayat Pendidikan


  • 1980-1983 belajar di Fak. Syari'ah IAIN Sumatera Utara, Medan, selesai Sarjana Muda (B.A) dengan yudicium : "Memuaskan".


  • 1981-1983 belajar di Fak. Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.


  • 1984-1987 belajar di Fak. Syari'ah wal-Qanun (Syari'ah dan Hukum) Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir.


  • 1987-1990 belajar di program Pascasarjana (S2) Fakultas Darul 'Ulum (Studi Islam dan Arab) Universitas Kairo, jurusan "Syari'ah" dan lulus Master (M.A.) dalam bidang "syari`ah" dengan judicium : "Cum Laude" (mumtaz). Judul tesis : "Marwiyyat al-Hakam ibn 'Utaibah wa fiqhuhu" (Hadits-hadits riwayat Imam Al-Hakam ibn �Utaibah dan Metodologi Fiqhnya).


  • 1994-1996 menempuh program Doktor (S3) di Fak. Darul 'Ulum, Universitas Kairo dan meraih "Doktor" (PhD) dalam bidang "Syari`ah" dengan yudicium "Summa Cumlaude" (mumtaz bi martabat syaraf `ula) dengan judul disertasi : "Juhud 'Ulama` Indonesia fi as-Sunnah" (Jasa-jasa Ulama Indonesia di bidang Sunnah").

_____________________________________

Adnin Armas M.A, menyelesaikan pendidikannya di Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor Ponorogo tahun 1992 dan melanjutkan ke Universitas Islam Antarabangsa Malaysia (UIAM), dalam bidang Filsafat. Memperoleh Sarjana dari International Institute of Islamic Thought and Civilization (ISTAC) bidang Pemikiran Islam (Islamic Thought) dengan tesis berjudul Fakhruddin arRazi on Time pada tahun 2003.

Saat ini beliau adalah kandidat doktor di ISTAC UIAM aktif sebagai peneliti INSIST (Institute for the Study of Islamic Thought and Civilization). Karya beliau antara lain adalah: Metodologi Bibel dalam Studi al-Qur’an; Pengaruh Orientalis terhadap Islam Liberal. Di samping itu beliau sangat aktif menulis artikel-artikel ilmiah di beberapa majalah dan surat kabar di Indonesia.

Currently a Ph.D candidate at ISTAC-IIUM, Adnin obtained B.A. from International Islamic University Malaysia in 1997 and M.A in Islamic Thought from ISTAC in 2003. He is a prolific writer on Liberal Islam and Secularisation and some of his published articles are:

- Menjernihkan Ide Kesatuan Agama (Republika, February 2003)

- Menelusuri Originalitas Gagasan Sekularisasi Nurcholish Madjid (Jurnal Dirosah Islamiyah, Vol. 1, No. 2 (2003).

- Simbol Kegagalan Kristen Melawan Barat (Majalah Hidayatullah, December, 2003)

- Sekularisasi Menghempaskan Agama (Majalah Hidayatullah, February 2004)

- Pembela dan Penghadang Sekularisasi (Majalah Hidayatullah, March 2004)

- Tafsir al-Qur'an atau Hermeneutika al-Qur'an (Majalah Islamia, March 2004)

- Orientalisme dan Teori Pengaruh Terhadap Islam (Republika 6 May, 2004)

- Pengaruh Metodologi Bibel Terhadap Studi Al-Qur'an (Republika, 29 November 2004).

- Orientalis dan Studi Al-Qur'an: Tanggapan Atas Tanggapan (Republika, April 2005).

Books Published

- Christian and Orientalist Influences on Liberal Islam. An interactive dialogue with activists of the Liberal Islam Network, Jakarta: Gema Insani Press (GIP) 2003.

- Biblical Methodology in Qur'anic Studies: A Critical Analysis, Jakarta; Gema Insani Press (GIP) 2005.

_____________________________________

Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A. Ed, M. Phil, lahir di Gontor, 13 September 1958, adalah putra ke-9 dari KH Imam Zarkasyi, pendiri Pesantren Modern Gontor Ponorogo. Beliau juga Pemimpin Redaksi Majalah ISLAMIA dan direktur Institute for the Study of Islamic Thought and Civilization (INSISTS), lulus program Ph.D. dari International Institute of Islamic Thought and Civilization - International Islamic University Malaysia (ISTAC-IIUM) Malaysia pada 6 Ramadhan 1427 H/29 September 2006, setelah berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul ‘Al-Ghazali’s Concept of Causality’, di hadapan para penguji yang terdiri atas Prof. Dr. Osman Bakar, Prof. Dr. Ibrahim Zein, dan Prof. Dr. Torlah. Prof. Dr. Alparslan Acikgence, penguji eksternal dari Turki, memuji kajian Hamid terhadap teori kausalitas al-Ghazali pada kajian sejarah pemikiran Islam. Sebab, pendekatan Hamid terhadap konsep kausalitas al-Ghazali telah menjelaskan sesuatu yang selama ini telah dilewatkan oleh kebanyakan pengkaji al-Ghazali.

Riwayat Pendidikan

- Kulliyatul Muallimin al-Islamiyah (KMI) Pondok Modern Gontor, 1977.
- Fakultas Tarbiyah, Institut Pendidikan Darussalam (IPD), Pondok Modern Gontor, 1982. (BA)
- Institute of Education and Research (IER), University of the Punjab, Lahore Pakistan, 1986. (MA.Ed)
- Faculty of Art, Dept. Theology Unversity of Birmingham, United Kingdom, 1996-1998. (M.Phil)
- Islamic Thought, International Institute of Islamic Thought and Civilization (ISTAC-IIUM) Kuala Lumpur, Malaysia, 2006 (Ph.D).

Sejak kecil sampai sarjana S-1, Hamid dibesarkan dan dididik ayahnya sendiri di lingkungan Pesantren Gontor. Barulah kemudian dia melanjutkan program masternya di Pakistan. Setelah mengabdi beberapa tahun di Gontor, Hamid kembali melanjutkan kuliah S-2 nya di Birmingham Inggris. Dari Inggris, dia langsung melanjutkan studi S-3 nya ke ISTAC. Barulah, pada tahun 2006, pada usia 48 tahun, Hamid baru menyelesaikan studi doktornya.

Bagi pembaca majalah ISLAMIA, sebenarnya sejak empat tahun ini, sosok Hamid sudah dikenal luas melalui berbagai artikelnya. Pemikirannya sudah tersebar luas dan memberikan dampak signifikan pada berbagai kalangan peminat studi Islam.

_____________________________________



See you there !.........




[get this widget]

posted by Indra @ 8:30 AM, ,




Al-Bidayah wan Nihayah

Kitab "Al-Bidayah wan Nihayah" nya Ibnu Katsir


Assalamu'alaikum,

Benarkah Khalifah Pertama Abu Bakar Ash-Ashiddiq diracun hingga menyebabkan kematian beliau?

Benarkah penyebab umar bin Khaththab mencopot khalid bin walid dari jabatannya sebagai panglima pasukan karena adanya intrik pribadi antara keduanya?

Benarkah isu-isu tendensius yang menyebutkan bahwa Utsman bin Affan lebih mengutamakan karib kerabat untuk memegang jabatan-jabatan strategis dalam pemerintahan seperti yang dituduhkan sebagian orang?

Apa yang melatarbelakangi peperangan Jamal yang terjadi antara Ali bin Abi Tholib dengan az-Zubair, Thalhah dan 'Aisyah?

Dan Apa pula yang melatarbelakangi peperangan antara Ali bin Abi Tholib dengan Mu'awiyyah hingga menyebabkan kematiannya?

Begitu banyak isu-isu kontroversional yang disebutkan dalam buku-buku sejarah, namun banyak yang perlu diluruskan. Yang disebutkan diatas hanyalah sebagian kecil dari penyimpangan sejarah. Sementara, sejuta pertanyaan lain masih menggelayut dalam benak menuntut sebuah jawaban. Dimanakah jawabannya?

Buku yang hadir di hadapan anda ini memberikan jawabannya. Dipetik dari buku al-Bidayah wan Nihayah, sebuah karya monumental seorang ulama besar yang tidak asing lagi; Al-Hafidz Imaduduin Abul Fida' Ismail bin Umar bin Katsir yang lebih dikenal dengan nama Ibnu Katsir.

Sebagai pembukan, buku ini dimulai dengan metode penyusunan dan penyuntuingan, biografi Al-Imam Al-Hafizh Ibnu Katsir dan Kitabnya Al-Bidayah Wan Nihayah serta metode dan referensi yang digunakan.

Dalam buku ini kita dapat membaca sejarah khulafa'ur rasyidin dan dapat menyaksikan masa-masa keemasan Islam yang disajikan secara apik oleh Dr. Muhammad bin Shamil as-Sulami. Mudah-mudahan kehadiran buku ini dapat meluruskan sejarah-sejarah yang banyak diselewengkan oleh tangan-tangan jahil.

Kitab ini cocok untuk yang senang mempelajari kisah-kisah para sahabat pada masa khulafaur rasyidin seperti Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali ra. Kalau anda senang membaca sirah nabawiyah, kemungkinan anda juga akan tertarik dengan kitab ini. Insya Allah kitab ini akan memberikan jawaban atas pertanyaan tentang fitnah al kubra yang selama ribuan tahun menggelayuti umat Islam. Pembahasan dalam kitab ini pun cukup detail sampai hal-hal kecilnya.

Ada saatnya rasa haru muncul ketika membaca kisah-kisah kehidupan para sahabat ra dalam kitab ini. Dan ada pula saatnya muncul rasa kagum dan bangga. Bagi saya pribadi, membaca buku ini cukup seru dan seandainya kisah-kisah dalam kitab ini dijadikan film, maka film itu insya Allah akan menjadi film yang hampir lengkap mulai dari action, drama dan tentunya tanpa esek-esek seperti kebanyakan film. Insya Allah akan ada banyak hikmah dan pelajaran yang bisa diambil dari kehidupan mereka.

Wassalamu'alaikum


[get this widget]

posted by Indra @ 7:58 AM, ,




Pengalaman naik pesawat

Pengalaman naik pesawat


Assalamu'alaikum

Dulu saya sering naik pesawat terbang. Karena dulu saya sempat berprofesi sebagai event organizer, maka pekerjaan itulah yang kadang-kadang membuat saya harus terbang dari kota satu ke kota yang lainnya. Saya sendiri memang orangnya tidak pernah bisa tenang ketika naik pesawat, andaikan jarak setiap kota bisa ditempuh dengan mobil atau kereta dengan waktu yang tidak terlalu lama, saya lebih memilih dua alternatif itu.

Saat berada di antara langit dan bumi, ini adalah saat yang tepat merasakan takut dan pasrah kepada Allah Yang Mahaagung. Tetapi kebanyakan penumpang atau semuanya sibuk dengan dirinya sendiri, membaca bacaan apa saja yang ada dihadapannya, seperti koran, majalah. Saya tidak melihat di antara mereka yang membaca Al Qur'an dan berdoa sepenuh hati kepada Allah. Bahkan beberapa rekan kerja saya ketika pesawat baru take off langsung tidur dan beberapa lainnya sudah bisa tertawa bercanda dengan rekan yang lain sambil mengeluarkan kata-kata yang kurang pantas.

Begitu pesawat hendak mendarat, cuaca di kota itu ternyata cukup buruk yaitu hujan ditambah dengan angin yang bertiup kencang. Sayangnya, kebetulan saya mendapat tempat duduk di dekat jendela dan bagian sayap, sehingga mau tidak mau saya melihat sayap pesawat itu bergetar hebat bersamaan dengan pesawat yang mulai berguncang. Saat itu rasa takut saya semakin menjadi, dosa-dosa yang terdahulu kembali teringat sambil memohon ampunan dan terus beristighfar kepada Allah Yang Maha Pengampun dan tanpa terasa saya menangis.

Saya tersadar, kemana suara-suara canda dan tawa yang tadi terdengar jelas, kemana suara makian canda yang tadi sangat vokal. Saya melihat ke arah mereka, dan ternyata mereka pun melakukan hal yang sama. Bibir mereka terlihat komat-kamit melafazkan doa dengan muka yang tertekan. Tak terlihat senyum sedikit pun di wajah mereka, semua sibuk berdzikir dan memohon ampunan dan keselamatan.

Setelah beberapa saat pesawat itu bergulat dengan angin kencang di atas, akhirnya pesawat berhasil mendarat dengan selamat. Dan beberapa jam kemudian kami semua termasuk saya sudah melupakan kejadian tersebut dan kembali seperti biasa.

Saya jadi berpikir, seandainya seorang hamba Allah tetap konsisten sebagaimana kondisi saat menghadapi keadaan yang kritis, pastilah kadar keimanannya akan semakin meningkat, dan kebaikannya akan terus bertambah. Tetapi, manusia itu benar-benar sangat ingkar dan lalai...

Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya.Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah kamu dapat menhinggakannya.Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). [QS. 14:34]


Betapapun kulukiskan keagungan-Mu dengan deretan huruf,
Kesucian-Mu tetap meliputi semua arwah
Engkau tetap yang Maha Agung, sedang semua makna,
akan lebur, mencair, ditengah keagungan-Mu,
wahai Rabb ku....
Jagalah kami dari sifat lalai
lagi ingkar...


Wassalamu'alaikum


[get this widget]

posted by Indra @ 10:00 PM, ,