Site Network: Link | Link | Link | Blogger Skin 2.0

 

"Laysal fataa man yaqul : Hadzaa Abii. walakinnal fataa man yaqul: Ha ana Dza!"



Yang Maha Adil

Yang Maha Adil


Assalamu'alaikum,


Hari Selasa tanggal 15 Agustus kemarin saya ikut bazar yang diadakan oleh ibu-ibu pengajian As'Syafaat Kemanggisan. Bazar diadakan di lapangan masjid At-Taqwa yang cukup luas dan bisa menampung kira-kira sekitar 30 stand. Informasi tentang bazar ini saya dapatkan dari spanduk besar yang dipasang di jalan-jalan sekitar Kemanggisan dan info pemesanan standnya saya dapatkan dari pengurus masjid yang kebetulan juga teman ibu saya. Setelah saya telpon orangnya dan menanyakan harga stand, ternyata cukup mahal yaitu 100 ribu rupiah. Kenapa saya katakan mahal karena bazar pertama yang saya ikuti yaitu di Greenleaf minggu lalu hanya berharga 50 ribu rupiah.

Tapi setelah saya pikir-pikir mungkin memang harga itu cukup sepadan, dan akhirnya saya jadi menyewa stand disana. Saya hitung-hitung, berarti paling tidak kebab yang terjual haruslah sekitar 16 bungkus kebab kecil atau 12 kebab besar. Itu pun hanya untuk supaya bisa balik modal menyewa stand dan tanpa keuntungan. Dirumah saya coba buat sedikit dulu yaitu 48 kebab.

Bazar sudah dibuka sejak jam 9 pagi, tapi saya baru bisa hadir disana sekitar jam 10. Sampai disana sudah banyak pengunjung dan peserta bazar. Setelah saya dan pegawai merapikan meja, saya keliling bazar untuk melihat kompetitor saya yang lain. Rata-rata peserta bazar menjual makanan lokal seperti ketupat sayur, gado-gado, dan kerupuk-kerupuk yang sepertinya lebih mengena di hati masyarakat sekitar Kemanggisan. Saya pun mulai pesimis. Panggangan yang saya bawa dari rumah tidak jadi saya keluarkan, karena saya berpikir sepertinya kebab saya nanti banyak yang tersisa.

Beberapa menit kemudian saya melihat stand saya dikerubungi oleh banyak orang. Subhanallah ! saya langsung menuju kesana. Ketika makin mendekati stand, saya melihat ada yang aneh, semua mata orang disana bukan tertuju ke stand saya tapi ke samping kanan stand. Di sebelah kanan saya memang ada beberapa tumpukan kardus besar yang ternyata adalah sembako, dan mereka yang didepan stand saya itu adalah warga sekitar yang sedang mengantri pembagian sembako.

Duh hati saya kecewa saat itu, saya melihat jam sudah jam 11.30 dan melihat pengalaman bazar yang dulu pernah diadakan di tempat yang sama, biasanya bazar mulai sepi setelah dzuhur. Dan ini sudah mendekati dzuhur sedangkan saya lihat kebab saya masih tersisa banyak. Yang membuat saya kuatir juga adalah mereka mengantri tepat didepan stand saya dan menutupi pengunjung yang lain untuk hanya sekedar melihat stand kebab saya. Ketika melihat satpam yang saya kenal di sekitar antrian itu, saya terpikir untuk minta tolong agar para pengantri itu dirubah arah mengantrinya sehingga tidak menutupi stand saya. Lumayan, satpam yang saya kenal itu berwajah cukup sangar, pasti bisa membuat mereka menyingkir.

Tapi setelah melihat rata-rata yang mengantri itu adalah ibu-ibu yang membawa anak-anaknya dan sepertinya berasal dari kelas menengah kebawah, saya jadi sungkan. Akhirnya saya urungkan rencana saya untuk minta bantuan satpam merubah arah antrian mereka yang cukup panjang dari stand saya. Saya pasrah, saya berpikir, yang sedang mereka lakukan adalah menjemput rezeki, sama dengan saya lalu kenapa saya merasa berhak mengatur mereka. Mereka sedang berikhtiar, begitu juga saya dan saya yakin Allah Maha adil dalam membagi rizkinya. Kalau memang saat itu kebab saya tidak terjual banyak dan tidak mendapat keuntungan maka mungkin itu adalah kehendak Allah. Saya ikhlas...

Beberapa menit setelah itu, ibu saya minta diantar pulang. Akhirnya ibu saya antar pulang dengan meninggalkan stand kebab saya yang "ramai". Sampai dirumah saya main-main sebentar dengan Farrell, keponakan saya yang makin lucu. Tidak lama saya main-main dengan Farrell, sekitar 5-10 menitan setelah adzan dzuhur, Dayat, pegawai saya menelpon. Dengan nada seperti terburu-buru si Dayat bilang,

"Akhi, antum cepetan kesini ya bawa roti kebab yang besar 30 lembar, kita dapet pesanan akh, cepetan ya !"

Seketika itu juga saya langsung berangkat lagi menuju tempat bazar dengan membawa 30 lembar roti kebab. Didepan stand saya masih ada antrian panjang. Sampai disana saya tanya ke Dayat,

"Yat, ini sisa kebab yang tadi kita bikin kan masih ada, kenapa ini ngga diabisin dulu ? Trus kok antrian panjang bin rapet gini bisa ada yang beli kebab kita?".

Dengan wajah sumringah, Dayat menjawab,
"Akhi, sisa kebab ini juga udah ada yang mesen dan yang mesen itu minta tambah 30 kebab lagi! dan yang mesen itu ketua panitia bazar pas dia lewat didepan stand kita untuk ngatur antrian sembako. Ternyata setelah ngeliat stand kita, dia langsung mesen banyak akh buat panitia yang lain".

Mendengar jawaban Dayat, saya sempat terdiam sampai Dayat nyeletuk, "Akh, daripada antum bengong-bengong gitu kaya orang sakit mending bantuin ana bungkusin kebab, gimana ?".

Buru-buru saya bantu Dayat melipat kebab dan membungkusnya lalu memasukkannya ke plastik. Tidak sampai 10 kebab saya bungkus, saya bilang sama Dayat, "Yat antum terusin deh ana ngga tahan lagi nih, ana mau dzuhur dulu". Jadilah dzuhur itu banjir airmata karena....kebab saya hari itu terjual sebanyak 83 bungkus !. Sesuatu yang tidak akan terjadi apabila saat itu saya jadi minta tolong satpam untuk merubah antrian. Sungguh ini adalah skenario yang cantik dari-Nya. Allah memang Maha Adil.

Alhamdulillah Ya Allah....Jadikanlah hamba-Mu yang dhaif ini seorang yang pandai mensyukuri nikmat-Mu...


Wassalamu'alaikum


[get this widget]

posted by Indra @ 1:46 PM, ,