Site Network: Link | Link | Link | Blogger Skin 2.0

 

"Laysal fataa man yaqul : Hadzaa Abii. walakinnal fataa man yaqul: Ha ana Dza!"



Pengalaman naik pesawat

Pengalaman naik pesawat


Assalamu'alaikum

Dulu saya sering naik pesawat terbang. Karena dulu saya sempat berprofesi sebagai event organizer, maka pekerjaan itulah yang kadang-kadang membuat saya harus terbang dari kota satu ke kota yang lainnya. Saya sendiri memang orangnya tidak pernah bisa tenang ketika naik pesawat, andaikan jarak setiap kota bisa ditempuh dengan mobil atau kereta dengan waktu yang tidak terlalu lama, saya lebih memilih dua alternatif itu.

Saat berada di antara langit dan bumi, ini adalah saat yang tepat merasakan takut dan pasrah kepada Allah Yang Mahaagung. Tetapi kebanyakan penumpang atau semuanya sibuk dengan dirinya sendiri, membaca bacaan apa saja yang ada dihadapannya, seperti koran, majalah. Saya tidak melihat di antara mereka yang membaca Al Qur'an dan berdoa sepenuh hati kepada Allah. Bahkan beberapa rekan kerja saya ketika pesawat baru take off langsung tidur dan beberapa lainnya sudah bisa tertawa bercanda dengan rekan yang lain sambil mengeluarkan kata-kata yang kurang pantas.

Begitu pesawat hendak mendarat, cuaca di kota itu ternyata cukup buruk yaitu hujan ditambah dengan angin yang bertiup kencang. Sayangnya, kebetulan saya mendapat tempat duduk di dekat jendela dan bagian sayap, sehingga mau tidak mau saya melihat sayap pesawat itu bergetar hebat bersamaan dengan pesawat yang mulai berguncang. Saat itu rasa takut saya semakin menjadi, dosa-dosa yang terdahulu kembali teringat sambil memohon ampunan dan terus beristighfar kepada Allah Yang Maha Pengampun dan tanpa terasa saya menangis.

Saya tersadar, kemana suara-suara canda dan tawa yang tadi terdengar jelas, kemana suara makian canda yang tadi sangat vokal. Saya melihat ke arah mereka, dan ternyata mereka pun melakukan hal yang sama. Bibir mereka terlihat komat-kamit melafazkan doa dengan muka yang tertekan. Tak terlihat senyum sedikit pun di wajah mereka, semua sibuk berdzikir dan memohon ampunan dan keselamatan.

Setelah beberapa saat pesawat itu bergulat dengan angin kencang di atas, akhirnya pesawat berhasil mendarat dengan selamat. Dan beberapa jam kemudian kami semua termasuk saya sudah melupakan kejadian tersebut dan kembali seperti biasa.

Saya jadi berpikir, seandainya seorang hamba Allah tetap konsisten sebagaimana kondisi saat menghadapi keadaan yang kritis, pastilah kadar keimanannya akan semakin meningkat, dan kebaikannya akan terus bertambah. Tetapi, manusia itu benar-benar sangat ingkar dan lalai...

Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya.Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah kamu dapat menhinggakannya.Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). [QS. 14:34]


Betapapun kulukiskan keagungan-Mu dengan deretan huruf,
Kesucian-Mu tetap meliputi semua arwah
Engkau tetap yang Maha Agung, sedang semua makna,
akan lebur, mencair, ditengah keagungan-Mu,
wahai Rabb ku....
Jagalah kami dari sifat lalai
lagi ingkar...


Wassalamu'alaikum


[get this widget]

posted by Indra @ 10:00 PM,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home