Site Network: Link | Link | Link | Blogger Skin 2.0

 

"Laysal fataa man yaqul : Hadzaa Abii. walakinnal fataa man yaqul: Ha ana Dza!"



Sebuah ikhtiar

Sebuah ikhtiar


Assalamu'alaikum,

Tanggal 18 September tahun 2004, seorang teman dari sd, pernah menuliskan testimonialnya di account friendster saya. Isinya singkat saja, tapi cukup menarik bagi saya. Begini isinya : "lelaki yg tidak bisa diam..namun baikhati..weheeeee..kenalnya dah dr sd..dr dulu ampe skrg tetep keukeuh berwirausaha..way to go indra!!". Entah kenapa ketika saya menerima testimonial itu dari dia, saya malah berpikir apa iya saya segitu keukeuhnya berwirausaha ?. Tapi faktanya setelah berpikir lagi ke belakang kok ternyata memang begitu ya?.

Pertama kali saya bekerja yaitu di sebuah event organizer (e.o) di daerah Radio Dalam. Ketika itu saya bisa masuk kesana adalah karena saya sering membantu salah satu acara mereka, sehingga hubungan saya dengan e.o itu semakin dekat dan akhirnya saya bekerja disana selama 2 tahun. Padahal awalnya dulu sebelum bekerja dimana-mana, saya punya cita-cita ingin sekali punya usaha sendiri, biarpun kecil tapi yang penting punya sendiri. Tapi seiring berjalannya waktu, saya pun harus mengubur impian saya itu dan bersikap lebih realistis bahwa untuk mencapai itu semua memang harus bekerja dengan orang lain terlebih dahulu. Istilahnya ngumpulin modal.

Setelah 2 tahun bekerja di e.o itu, impian "nakal" itu pun kembali lagi. Setelah modal didapat, relasi bisnis "dijerat" dan ilmu diikat, saya memutuskan membuka usaha sendiri di bidang yang sama. Berdirilah perusahaan e.o kecil-kecilan dengan bendera Escalate Production bersama 5 orang teman saya. Terdengar asing, tapi memang saat itu e.o saya lebih banyak bergerak di luar kota.

Setelah cukup lama di bidang e.o, saya semakin merasa ada yang salah dengan ritme kehidupan saya. Malam menjadi siang, siang menjadi malam. Keluar masuk club menjadi hal yang biasa. Hari libur merupakan hari kerja saya yang paling maksimal dan biasanya saya baru bisa sedikit meluruskan kaki setelah hari Minggu. Jadi kalau orang lain punya term i don't like Monday, saya malah sebaliknya. Karena itulah hari libur saya.

Setahun terakhir dengan Escalate Production saya mulai mengurangi orderan event. Karena entah kenapa, saya mulai bosan, penat dan hampir muak dengan pekerjaan saya itu. Saat itu saya berpikir, bagaimana nanti kalau saya punya anak istri ? Saya ngga mau anak istri saya nanti melihat saya pulang ketika mereka sholat shubuh. It's a shame. Tindakan saya mengurangi order event ini akhirnya disadari oleh kelima partner saya. Mereka terus menanyakan kapan ada kerjaan lagi, padahal tawaran kerjasama alhamdulillah seringkali datang ke saya, cuma sering saya tolak dengan seribu macam alasan. Akhirnya karena saya merasa dzalim terhadap kelima partner saya itu, saya putuskan Escalate Production harus bubar. Padahal saat itu tawaran yang cukup menggiurkan datang dari salah satu Mall terbesar di Batam untuk menggarap program tahun baruan di Mall tersebut. Tapi tidak ! saya telah memutuskan bahwa e.o tidak akan menjadi lahan nafkah untuk saya dan keluarga saya nantinya. Terlalu banyak yang haram disana dan saya tidak ingin nanti anak istri saya makan dari hasil itu.

Setelah Escalate bubar, hari-hari saya menjadi sangat-sangat lapang. Saya banyak menghabiskan waktu dengan membaca buku, browsing dsb. Saat itu belum terpikir akan kerja apa saya setelah ini. Alhamdulillah tawaran kerja masih ada beberapa yang datang ke saya. Biasanya tawaran itu datang dari teman-teman lama saya jaman sd smp. Tapi satupun tidak ada yang menarik perhatian saya. Hampir dua tahun sudah saya berleha-leha. Bagi sebagian orang memang saya ini dianggap "pengacara" alias pengangguran banyak acara. Tapi tidak juga, justru pada masa-masa kosong itulah pengetahuan saya tentang Islam semakin bertambah dan saya anggap itu bukanlah bagian dari berleha-leha dan menganggur. Insya Allah ada hikmah disitu.

Tapi alhamdulillah, berkat ridha Allah, saat ini saya kembali mempunyai pekerjaan. Tentunya wirausaha lagi. Berdagang kebab Turki ! ya inilah yang sekarang saya lakukan. Proses penantian setahun akhirnya terjawab sudah. Kebab yang saya jual ini menggunakan gerobak ber-roda. Di awal buka warung kebab ini, setiap hari saya harus bolak-balik mendorong gerobak dari rumah ke lokasi jualan. Sebuah pekerjaan yang belum pernah saya lakukan sebelumnya, tapi entahlah, perasaan malu, lelah mendorong gerobak itu terhapuskan dengan perasaan nyaman dalam berwirausaha yang kali ini. Insya Allah usaha ini halal dan cukup mudah untuk dikontrol. Oh ya tapi jujur aja nih, malam pertama mendorong gerobak, besoknya pundak saya rasanya seperti mau lepas !. Tapi ngga papa deh, kan nanti kalau sudah menikah jadi ada mijitin heheheh :D.

Entah apalagi yang akan dikatakan oleh teman sd saya tadi ketika nanti saya berpromosi ke dia :D. Mungkin ini yang diamanatkan oleh Allah kepada saya. Saya seringkali memohon agar diberikan jalan untuk mencari nafkah lewat jalan yang halal sehingga kehalalan itu menyebar ke keluarga saya nanti dan menjadikan keluarga saya diridhai Allah dalam setiap langkahnya. Ini juga saya anggap merupakan salah satu ikhtiar saya untuk mencari ma'isyah untuk persiapan nanti :).

Mungkin inilah ikhtiarku, ikhtiar yang insya Allah tidak akan berhenti. Masalah kedepannya akan berhasil atau tidak, itu bukanlah menjadi urusanku lagi melainkan urusan Allah Sang Maha Kuasa. Mohon doanya ya. Dengan Bismillahhirrahmannirrahim, ana undang antum sekalian apabila ada waktu untuk berkunjung ke warung kebab ana dan mencobanya :). Semoga berkenan.



Wassalamu'alaikum


[get this widget]

posted by Indra @ 2:46 AM,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home