Site Network: Link | Link | Link | Blogger Skin 2.0

 

"Laysal fataa man yaqul : Hadzaa Abii. walakinnal fataa man yaqul: Ha ana Dza!"



East Asia Religious Leaders Forum

East Asia Religious Leaders Forum


Assalamu'alaikum


Minggu yang lalu tanggal 12 Februari saya diundang untuk menghadiri pembukaan "East Asia Religious Leaders Forum" yang dilaksanakan di Jakarta Convention Center. Diskusi antartokoh agama-agama itu terselenggara atas kerja sama Indonesia Comittee on Religion for Peace, Multiculture Society dan PP Muhammadiyah. Pertemuan dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dan dihadiri juga oleh ketua Indonesia Comittee on Religion for Peace, Din Syamsuddin.

Tidak ada satu agama pun yang memerintahkan umatnya untuk berbuat jahat, menoleransi perbuatan jahat, atau membiarkan berlangsungnya kejahatan. Sebaliknya, semua agama memerintahkan umatnya untuk berbuat baik. Bukan hanya terhadap mereka yang satu agama, tapi juga terhadap orang lain dari agama lain.

Atas dasar itulah, antara lain, kemarin para tokoh agama dari 17 negara berkumpul di Jakarta Convention Center. Mereka mewakili sepuluh agama yang berbeda: Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konfusius, Tao, Sikh, Bahai, dan Zoroaster. Selama beberapa hari, sejak kemarin, mereka yang tergabung dalam East Asia Religious Leaders Forum itu akan mendiskusikan dan membahas titik temu ajaran dari agama-agama yang berbeda tersebut. Titik temu yang diharapkan dapat menciptakan kehidupan yang lebih toleran antarpara pemeluk agama yang berbeda-beda.

Pertemuan antartokoh agama-agama tersebut tentu mempunyai makna sangat penting. Apalagi pada kondisi sekarang, di tengah memanasnya reaksi masyarakat Islam akibat pelecehan Nabi Muhammad SAW yang dilakukan oleh surat kabar Denmark Jyllands-Posten dan beberapa media massa di beberapa negara.

Pemuatan karikatur Nabi Muhammad SAW di media itu atas nama kebebasan adalah suatu hal yang konyol. Sebebas-bebasnya seseorang pun masih ada batasnya yaitu asal tidak menyakiti pihak lain. Terlebih apa yang dilakukan media tersebut ternyata mempunyai standard ganda mengenai kebebasan berpendapat. Jika karikatur Nabi Muhammad bisa dimuat di media itu, lalu kenapa mereka pernah menolak untuk memasang karikatur Yesus ?

Setelah peristiwa tersebut, ramai umat Islam dari berbagai penjuru mulai menunjukkan rasa ketidaksukaannya atas kejadian tersebut. Cara yang mereka ekspresikan pun macam-macam dari yang bersifat anarkis sampai ke level pemikiran. Tentu cara kekerasan adalah bukan sesuatu yang diajarkan dalam Islam. Tapi bisa jadi bahwa kejadian ini memang sengaja dipicu oleh Barat untuk semakin memperkuat dugaan mereka bahwa Islam memang anarkis, penuh kekerasan dan sebagainya. Kalau memang benar itu adalah strategi mereka, maka mereka tidak lain hanyalah sekelompok banci yang hanya bisa berlindung di balik "kebebasan berpendapat".

Semoga pertemuan yang bisa dibilang cukup megah ini dapat sedikit merubah stigma agama sebagai biang bencana. Terutama Islam yang semakin hari berita tentang Islam semakin diselewengkan dan menimbulkan interpretasi negatif bagi orang diluar Islam. Kenapa menurut saya Islam yang harus menjadi fokus perhatian, adalah karena citra yang terbentuk selama ini yaitu Islam adalah teroris, penjahat dan sebagainya.

Tapi pernahkah atau seringkah kita mendengar bahwa Kristen teroris, Budha adalah agama anarkis dan sebagainya ? No ! Hanya Islam yang oleh Barat dirancang sedemikian rupa untuk dijadikan musuh. Juga penggunaan kata-kata yang tidak tepat yang selalu dialamatkan ke Islam, seperti Islam "fundamentalis" atau Islam "fanatik". Sebuah jargon-jargon yang memang sengaja dibuat oleh kalangan media Barat untuk menimbulkan Islamophobia. Mudah-mudahan stigma negatif yang terlanjur terbentuk itu akan segera pudar, cepat atau lambat. Amin


Wassalamu'alaikum


[get this widget]

posted by Indra @ 1:37 AM,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home