Site Network: Link | Link | Link | Blogger Skin 2.0

 

"Laysal fataa man yaqul : Hadzaa Abii. walakinnal fataa man yaqul: Ha ana Dza!"



Menjadi teladan

Menjadi teladan


Assalamu'alaikum wr.wb

Tersebutlah Abdul Ghani al Muqaddasi, seorang pakar hadits, ahli ibadah dan hatinya selalu takut kepada Allah SWT. Dalam biografi beliau dikatakan bahwa Abdul Ghaniseseorang yang seringkali dipenjara karena membela Islam dan seringpula ditempatkan di sel bersama orang-orang kafir.

Pada suatu malam, Abdul Ghani bangun dan mengambil air wudhu lalu melaksanakan shalat dua rakaat. Apabila wudhunya sudah kering, maka dia akan berwudhu lagi, lalu dia shalat dua rakaat, membaca al Quran dan menangis sampai pagi. Sementara orang-orang kafir itu menyaksikan pemandangan yang sangat menakjubkan ini.

Di pagi harinya, para narapidana itu pergi menjumpai penjaga penjara, lalu berkata, "Lepaskanlah kami karena kami sudah beriman kepada Allah swt dan kami bersaksi bahwa Muhammad saw itu adalah utusan Allah". Penjaga penjara itu bertanya, "Mengapa bisa begitu ?".

Mereka mengatakan, "Sungguh, suatu malam telah berlalu bagi kami dan kami tidak pernah menyaksikan seperti itu selama hidup kami. Kau akan beranggapan bahwa hari kiamat sudah sangat dekat, tatkala melihat lelaki ini yang satu sel dengan kami ini shalat dan menangis..."

Kisah diatas menggambarkan betapa pentingnya perbuatan dibandingkan perkataan. Bahkan sesuatu yang kita yakini dan kita jalankan dengan sungguh-sungguh pun dapat mempengaruhi lingkungan sekitar kita. Kalimat la ilaha illallah yang kita ucapkan, lalu dihujamkan kedalam hati, akan membawa pengaruh kedalam setiap perbuatan kita. "Sesungguhnya tujuh langit dan tujuh bumi bila diletakkan pada suatu neraca, maka la ilaha illallah pasti mengunggulinya.Dan kalau tujuh langit dan tujuh bumi tertimbun dalam satu lingkaran, maka la ilaha illallah sanggup memecahkannyaā€¯ [HR.Bukhari, al-Adab al-Mufrad 548]

Kemarin siang (sabtu) saya menghadiri pernikahan seorang saudara dari pihak ibu di Serang, Banten. Setelah prosesi ijab kabul di masjid terdekat, maka mempelai pria baru boleh diijinkan untuk bersanding dengan mempelai wanita di singgasana yang di letakkan di depan rumah sang mempelai wanita. Sebelum acara salam-salaman, ada acara nasihat perkawinan yang diisi oleh sesepuh yang dituakan dikeluarga saya, seorang profesor.

Dari lima nasihat perkawinan yang diutarakan, ada satu yang membuat saya tertarik. Beliau mengatakan, bahwa seorang manusia yang masih berbentuk janin atau bahkan masih berumur tiga bulan itu sudah mempunyai kepekaan terhadap lingkungan sekitar. Itu sebabnya penting bagi orangtua yang sedang menunggu lahirnya sang bayi, memberi contoh dan mengajak kepada yang baik sejak dini. Maka sebaiknya berhati-hatilah dalam berucap ketika kita marah atau sedih ketika berdekatan dengan sang janin.

Dalam mengajak kepada kebaikan, beliau mencontohkan, apabila anda ingin mengambil wudhu, berbicaralah kepada janin dan ajak untuk berwudhu, dan begitu juga ketika akan sholat atau berdzikir. Tentu sang janin tidak mengerti apa yang kita ucapkan, tetapi suatu proses yang dilakukan secara terus menerus tentu akan membuahkan hasil dan membuat seseorang mengerti tentang apa yang kita lakukan itu.

Insya Allah, para orangtua dan calon orangtua yang mendidik putra-putrinya dan para pemimpin yang mengajarkan rakyatnya dengan perkataan dan dibarengi dengan perbuatan baik, akan menjadikan mereka menjadi manusia terbaik dan umat yang sukses di dunia dan di akhirat, Aamiin. Ini juga jadi PR buat saya dan memperbaiki sikap untuk bekal sebagai orangtua nanti. Semoga Allah ridha.

Wassalamu'alaikum wr wb



[get this widget]

posted by Indra @ 10:44 PM,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home